Juli 19, 2025

Ragazzirestaurantlounge | Citarasa Kuliner Nusantara

Berbagai bahan dan cara pengolahan makanan, menghadirkan keragaman kuliner

5 Jenis Kuliner yang Kurang Diminati di Padang: Bukan Soal Rasa, Tapi Selera

Padang dikenal luas sebagai surga kuliner di Indonesia. Rendang, sate Padang, gulai, dan aneka sambal pedas sudah mendunia dan dicintai banyak orang. Namun, di balik popularitas berbagai hidangan khas Minang, ada juga beberapa kuliner yang justru dinilai kurang enak atau tidak cocok di lidah sebagian orang. Perlu ditekankan, tidak enak di sini bukan berarti buruk secara kualitas, tapi lebih pada persoalan selera, tekstur, atau bahan yang tak lazim bagi sebagian orang. Berikut lima kuliner khas Padang yang sering dianggap kurang enak oleh sebagian penikmat makanan:

1. Gulai Itiak Lado Mudo (Bebek Cabai Hijau)
Gulai itiak lado mudo adalah olahan bebek khas daerah Koto Gadang yang dimasak dengan cabai hijau. Meskipun tampilannya menggoda dan aromanya kuat, tekstur bebek yang alot dan bau khasnya bisa membuat banyak orang kehilangan selera. Daging bebek yang kurang empuk karena proses memasak yang slot qris tidak tepat bisa jadi tantangan bagi yang baru pertama kali mencicipi. Bagi sebagian orang, teksturnya tidak senikmat ayam atau sapi.

2. Cancang
Cancang adalah masakan khas Minang dari daging (biasanya daging sapi bagian berlemak atau tulang muda) yang dimasak dengan bumbu gulai kental. Hidangan ini memiliki rasa gurih dan pedas, tetapi bagi beberapa orang, lemak berlebih dan tekstur kenyal yang dominan bisa terasa tidak nyaman di mulut. Selain itu, tampilannya yang berminyak membuatnya tidak terlalu menggoda bagi yang tak terbiasa.

3. Gulai Tunjang (Kikil Sapi)
Gulai tunjang sering jadi pelengkap di rumah makan Padang, tapi tidak semua orang bisa menerima tekstur kikil yang sangat kenyal, bahkan cenderung licin. Meskipun bumbunya kaya rasa, sensasi mengunyah kikil bisa dianggap menjijikkan oleh mereka yang tak terbiasa. Hidangan ini sering dianggap “tidak enak” bukan karena rasanya, tapi karena tekstur ekstrem yang memerlukan waktu adaptasi.

4. Tambusu
Tambusu adalah makanan unik yang terbuat dari usus sapi yang diisi dengan tahu dan telur, lalu dimasak dalam gulai santan kental. Walau kaya protein dan unik secara konsep, usus sebagai bahan utama sering dianggap menjijikkan atau amis jika tidak diolah dengan bersih. Bagi mereka yang tidak terbiasa makan jeroan, tambusu sering kali masuk daftar kuliner yang dihindari.

5. Pangek Ikan Bilih
Ikan bilih adalah ikan kecil khas Danau Singkarak yang biasanya dimasak dengan bumbu kuning kental ala pangek. Rasanya cenderung asin dan asam, namun karena ikan ini kecil dan berduri halus, orang luar Minang kadang merasa repot saat menyantapnya. Rasa ikannya juga cukup kuat dan bisa terasa amis, terutama bagi yang tidak suka makanan laut dengan rasa dominan.

Penutup
Setiap daerah punya kuliner khas yang menggambarkan budaya dan selera lokal. Lima makanan di atas bukan berarti benar-benar tidak enak, tetapi lebih kepada ketidaksesuaian dengan selera sebagian orang, terutama mereka yang tidak tumbuh dalam budaya Minang. Rasa, aroma, dan tekstur yang unik menjadi kekayaan tersendiri dalam dunia kuliner, meski tidak semua bisa langsung menikmatinya. Maka dari itu, keberanian mencoba adalah kunci untuk benar-benar memahami dan menghargai kuliner khas suatu daerah, termasuk Padang.

BACA JUGA: Menggoyang Lidah dengan Kuliner Khas Sumatera: Perpaduan Rasa yang Kaya Rempah

Share: Facebook Twitter Linkedin

Comments are closed.